KISAH_Syekh Abdul Qodir Al Jaelani
Syekh Abdul Qodir Jaelani dan Malaikat
Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani dan Malaikat – Seperti dikisahkan Syekh Abdur Razak, putra Syekh Abdul Qodir Jaelani sendiri bahwa dalam
sebuah dialog, beliau bertanya kepada ayahandanya itu tentang sejak kapan ayahandanya tahu kalau dirinya adalah seorang wali.
“Sejak kapan ayahandanya tahu kalau ayahanda adalah seorang wali?”
Mendapat pertanyaan seperti itu dari putranya, maka Syekh Abdul Qodir Jaelani pun menjawab dengan mengenang masa lalunya, “Sejak aku berusia 10 tahun.
Saat itu, aku keluar dari negeriku dan pergi ke tempat belajar. Tiba-tiba saja, aku melihat para malaikat berjalan mengelilingiku. Saat itu, malaikat berkata pada anak-anak seusiaku, ‘Berilah jalan kepada wali Allah ini hingga ia benar-benar duduk.’ Maka bersamaan itu pula, lewatlah seorang pria yang aku kenal dengannya mendengar ucapan malaikat tadi. Maka spontan, ia bertanya kepada malaikat, ‘Ada apa dengan bocah ini?’ Para malaikat menjawab, ‘Ia akan menjadi orang besar. Ia memberi dan tidak ditolak, kokoh dalam spiritual dan tidak berhijab. Ia sangat dekat dengan Allah dan hal itu tidak disangsikan lagi. Lantas, setelah empat puluh tahun berlalu, barulah aku tahu bahwa ia adalah seorang wali badal pada saat itu.”
Setelah itu Syekh Abdul Qodir Jaelani menceritakan, “Saat ayah masih kecil, pernah ayah ingin main di negeriku bersama dengan anak-anak yang lain. Namun tiba-tiba ayah mendengar sebuah suara, ‘Ke sini wahai bocah yang diberkati!’ Spontan ayah lari ketakutan dan berlindung di bawah naungan nenekmu. Namun sekarang aku sering mendengar ia menyapaku dalam khalwatku.”
Sampai di sini, beliau berhenti sebentar, kemudian melanjutkan ceritanya lagi sambil didengarkan dengan seksama oleh sang putra, “Saat aku sedang melakukan mujahadah, jika aku terserang kantuk, aku mendengar suara yang berkata kepadaku, ‘Hai, Abdul Qodir, engkau tidak diciptakan untuk tidur. Kami sangat mengasihimu dan janganlah kantukmu itu membuat engkau lalai kepada kami.’ Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani dan Malaikat (Bahjah Al-Asrar, hlm.48).
Di kutip dari laman: https://www.lautantauhid.com/kisah-syekh-abdul-qodir-jaelani-dan-malaikat/
Rasulullah Hadir di Majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Rasulullah Hadir di Majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani-Sesungguhnya yang hadir di majelis pengajian Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bukan hanya para jemaah dan wali, melainkan juga para nabi. Bahkan Rasulullah saw konon dikabarkan sering hadir di majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Jadi yang hadir di majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bukan hanya mereka yang masih hidup, tetapi juga orang-orang yang telah meninggal dunia.
Hal seperti itu diriwayatkan oleh Syekh Al-Kabir Al-Arifbillah Abu Said Al-Qailawi. Dalam sebuah kesaksiannya, Al-Qailawi menyaksikan bahwa ketika dirinya menghadiri majelis pengajian Syek Abdul Qadir Al-Jailani, dirinya meilhat Rasulullah saw dan para nabi yang lain hadir di majelis tersebut.
Kehadiran para nabi dan Rasulullah saw, kata Al-Qailawi, bukan hanya satu kali saja, melainkan berkali-kali dan dirinya menyaksikan sendiri. Nabi Khidir as dan ruh para nabi hadir dalam majelis tersebut, kata Al-Qailawi, banyak yang berlalu lalang di langit dan bumi seperti halnya awan bergerak di angkasa.
Selain para nabi, kata Al-Qailawi, para malaikat juga banyak yang hadir di majelis taklim Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Para malaikat hadir dengan berkelompok. Para jin pun tak mau ketinggalan. Makhluk halus pun juga banyak yang berbondong-bondong menghadiri majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Singkatnya, baik orang hidup maupun yang telah wafat, baik makhluk kasatmata maupun tak kasatmata, seperti malaikat dan jin, banyak yang hadir di sana.
Di antara para nabi yang paling sering hadir di majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani itu adalah Nabi Khidir. Dalam kesaksian Al-Qailawi bahwa nabi yang dulunya menjadi guru Nabi Musa as itu sering kali hadir di majelis pengajian Sang Sulthon Auliya itu.
Ketika Al-Qailawi mengetahui di majelis itu juga hadir Nabi Khidir, maka dirinya bertanya kepada nabi Allah yang misterius tersebut, kenapa beliau sering kali hadir di dalam majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani? Kektika ditanyai seperti itu oleh Al-Qailawi, maka Nabi Khidir menjawab, “Barang siapa yang ingin mendatangkan keberuntungan, maka ia harus mendatangi majelis Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.”
Kemudian diriwayatkan oleh Syekh Abu Abdillah Abdul Wahab-salah seorang putra Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, bahwa jika ditotal, ayahandanya memberikan pengajian di majelisnya sekitar 40 tahun. Sebab, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mulai memberikan pengajian rutin di majelis taklimnya ini, kata Abdu Wahab, dimulai dari 521 H-561 H.
Sementara itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengajar dan memberikan fatwa di madrasahnya, kata Abdul Wahab, sekitar 35 tahun yang diawali sejak 528 H-561 H. Selama beliau memberi pengajian di majelisnya inilah banyak jamaah yang hadir, termasuk para wali dan para nabi, khususnya Rasulullah saw sendiri. Dan selama itu pula, kata Abdul Wahab, apa yang beliau ajarkan telah ditulis oleh 400 orang alim.
No comments:
Post a Comment