MENGEMBANGKAN PROSES PEMBELAJARAN DARING DENGAN GOOGLE CLASSROOM
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Turno, M. Pd
Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Ayu Istiana (2118021)
2. Muhammad Zulfi Ahsan (2118151)
3. Puspita Arum Vitriyany (2118266)
4. Elly Rohina (2118295)
Kelas: H
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Teknologi Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Pekalongan yang dibimbing oleh Bapak Turno, M. Pd dengan sebab itu penulis mengangkat judul “Mengembangkan Proses Pembelajaran Daring dengan Google Classroom”. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pekalongan, 1 April 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pembelajaran modern berbasis teknologi informasi memberikan kualitas luasnya jangkauan yang sangat cocok untuk masyarakat milineal yang dapat diakses di berbagai tempat dan waktu. Sistem ini dapat diakses oleh berbagai level masyarakat dari menengah samapai sedang. Revolusi industri 4.0 memudahkan orang untuk terhubung secara online, seperti media sosial dan dapat mengakses informasi dengan cepat. Salah satu langkah pemanfaatan teknologi jaringan dan teknologi informasi bagi pengembangan sistem pembelajaran di perguruan tinggi adalah sistem kuliah daring (dalam jaringan) antar perguruan tinggi. Salah satu pemrakarsa dari sistem ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi membuat website pditt.belajar.kemdikbud.go.id yang diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif bagi para pelajar dalam mempelajari ilmu tanpa batas. Proses belajar ini akan menarik mahasiswa, karena penyampaian data yang disiapkan dalam media tersebut menyenangkan, dan mudah untuk dicerna, sehingga membuat mahasiswa menjadi ingin lebih tahu. Konten yang lengkap, jelas, menumbuhkan minat belajar, akan semakin digemari sampai tumbuhnya masyarakat yang cerdas, kaya pengetahuan, bahkan sampai berkemampuan mengembangkan ilmu pengetahuannya melalui percobaan, penelitian, kajian yang akhirnya akan berdaya dengan pengembangan kompetensinya.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai pemahaman tentang Mengembangkan Proses Pembelajaran Daring dengan Google Classroom.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar model perkuliahan melalui daring?
2. Apa saja dasar pelaksana daring?
3. Bagaimana proses dan manfaat dari pembelajaran daring dengan google classroom?
4. Bagaimana panduan menggunakan google classroom
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar model perkuliahan melalui daring
2. Mengetahui dasar pelaksana daring
3. Mengetahui proses dan manfaat pembelajaran daring dengan google classroom
4. Mengetahui panduan menggunakan google classroom
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Model Perkuliahan Melalui Daring
Pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk kegiatan pembelajaran di sekolah di Indonesia semakin kondusif dengan munculnya sistem perkuliahan daring. Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“. Jadi perkuliahan daring adalah salah metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet. Sistem perkuliahan daring ini dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Program Kuliah Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (KDITT). KDITT merupakan program pemerintah dalam menjangkau pelajar skala nasional (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014:1). Tujuan dari Program Kuliah Daring Indonesia Terbuka Terpadu menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, (2014: xv) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan
2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan
4. Meningkatkan kesamaan dalam mendapatkan mutu layanan pendidikan
5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan mendapatkan mutu layanan pendidikan yang baik.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengembangan perkuliahan daring, yakni konten, kanal, infrastruktur atau teknologi informasi (Tl) (http://fri.or.id). Berkaitan dengan pra syarat pembelajaran daring ada tiga hal yang perlu dilengkapi yaitu: proses belajar mengajar dilaksanakan melalui koneksi internet, tersediannya fasilitas untuk kaum pelajar dalam layanannya, seperti cetak, dan disediakannya tutor jika terjadi kesulitan dalam proses belajar (Newsletter of ODLQC, 2001). Selain hal itu, ada tambahan persyaratan lain, seperti: pihak penyelenggara kegiatan e-learning, maindset positif dosen dan mahasiswa dalam fungsi utama internet, desain sistem proses belajar yang bisa dipelajari oleh semua mahasiswa, adanya proses evaluasi dari rangkaian proses belajar mahasiswa, dan mekanisme feedback dari pihak penyelenggara. Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran daring merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.[1]
Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity)
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience)
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
Implementasi pembelajaran daring dengan demikian dapat memberikan manfaat antara lain: adanya kenaikan grafik kualitas perguruan tinggi dan kualitas lulusan, terbentuknya komunitas sharing ilmu tidak terbatas dalam satu lokasi, peningkatan komunikasi yang intens antara dosen dan mahasiswa, tidak terbatasnya sumber-sumber belajar, meningkatnya kualitas dosen dikarenakan mudah dosen dalam mendapatkan informasi. Menurut Khan B.H, menjelaskan terdapat beberapa kegiatan yang harus ada dalam pembelajaran daring, yaitu: meningkatkan perhatian mahasiswa, menyampaikan tujuan belajar kepada mahasiswa, mendorong ingatan kembali mahasiswa tentang informasi yang telah dipelajarinya, menyajikan stimuli secara khusus, memberi petunjuk belajar, memperoleh performan mahasiswa, memberikan umpan balik yang informatif, menilai tingkat performan mahasiswa, meningkatkan retensi dan transfer belajar (Khan, 1997: 102). Keberhasilan sistem pembelajaran daring sangat tergantung dari beberapa komponen baik mahasiswa, dosen, sumber belajar, maupun teknologi informasi. Komponen-komponen tersebut terintegrasi supaya benar-benar dapat menghasilkan lulusan mahasiswa yang berkualitas juga.[2]
B. Dasar Hukum Pelaksanaan Daring
Untuk menjamin pelaksanaan dan keberlanjutan program pembelajaran, pendidikan dan pelatihan secara daring, pengembangannya harus mempertimbangkan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Beberapa diantaranya yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Presiden Detiknas tentang Pemanfaatan TIK (KEPRES RI NO 20 Tahun 2006).
3. Permendikbud Nomor 119 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.[3]
4. Peraturan Menteri Pemerintah dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Perguruan Tinggi.
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
C. Proses dan Manfaat Pembelajaran Daring Google Classroom
Google classroom atau ruang kelas google adalah suatu pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat memudahkan pengajaran dalam membuat membagikan dan menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas (paperless). Google classroom menggunakan serangkaian alat produktivitas gratis yang meliputi Gmail, drive dan dokumen, serta tersedia bagi pengguna Google Apple for Education. Google Classroom dirancang untuk membantu pengajar membuat dan mengumpulkan tugas tugas tanpa kertas termasuk fitur yang menghemat waktu seperti kemampuan untuk membuat salinan google dokumen secara otomatis baku setiap siswa.
Google Classroom juga dapat membuat folder drive untuk setiap tugas dan setiap siswa agar semuanya tetap teratur. Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu pengumpulan nya di laman tugas, jalan mulai mengerjakannya cukup dengan satu klik. Pengajar dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan tugas serta memberikan masukan dan nilai langsung di google classroom.[4]
Berdasarkan wajib resmi dari google, google classroom ini memberikan beberapa manfaat seperti:
1. Kelas dapat disiapkan dengan mudah, pengajar dapat menyiapkan kelas dan mengundang siswa serta asisten pengajar. Kemudian di dalam aliran kelas, mereka dapat berbagi informasi seperti tugas pengumuman dan pertanyaan.
2. Menghemat waktu dan kertas, pengajar dapat membuat kelas, memberikan tugas, komunikasi dan melakukan pengelolaan, semuanya di satu tempat.
3. Pengelolaan yang lebih baik, siswa dapat melihat tugas di halaman tugas, di aliran kelas maupun di kalender kelas, semua materi otomatis tersimpan di dalam folder google drive.
4. Penyempurnaan komunikasi dan masukkan, pengajar dapat membuat tugas, mengirim pengumuman dan memulai diskusi kelas secara langsung. Siswa dapat berbagai materi antara satu sama lain dan berinteraksi dalam aliran kelas melalui email. Pengajar juga dapat melihat dengan cepat siapa saja yang sudah dan belum menyelesaikan tugas, serta langsung memberikan nilai dan masukkan riel time.
5. Dapat digunakan dengan aplikasi yang anda gunakan, kelas berfungsi dengan google dokumen, kalender, Gmail, Drive, dan formulir.
6. Aman dan terjangkau, kelas disediakan secara gratis. Kelas tidak berisi iklan dan tidak pernah menggunakan konten atau data siswa untuk tujuan iklan.[5]
D. Panduan Menggunakan Daring Google Clasroom
Agar Guru dan Siswa bisa menggunakan aplikasi google classroom maka keduanya harus mempunyai akun google agar bisa terhubung. Setelah masuk menggunakan akun google, kita bisa membuat kelas, atau bergabung dengan kelas yang sudah dibuat oleh pengguna lain (dalam hal ini adalah guru yang menggunakan google classroom).
Berikut adalah panduan menggunakan google classroom untuk belajar online :
1. Membuat kelas pembelajaran
a. Buka alamat https://classroom.google.com dan login dengan user dan pasword akun google pribadi
b. Untuk penggunaan dari perangkat seluler, unduh dan pasang aplikasi google classroom lalu masuk menggunakan akun google
c. Setelah masuk, klik ikon (+) di pojok kanan atas, lalu pilih crate class.
d. Setelah mencentang persetujuan, beri nama kelas (wajib), bagian subyek pelajaran hingga ruangan. Lalu tekan tobol create. Sekarang kelas onlne sudah tersedia.[6]
2. Mengundang peserta yang hendak mengikutinya
Ada dua cara yatu:
a. Menggunakan kode kelas
Yaitu kode kelas tersebut harus diberikan pada siswa agar dimasukan sendiri oleh mereka
b. Menggunakan undangan
Sebelumnya kita harus memiliki nama akun atau email siswa untuk ditambahkan pada daftar undangan
3. Membuat tugas
a. Pilih classwork, tekan tanda +, selanjutnya pilih assignment.
b. Untuk membuat tugas kita sebelumnya harus mempersapkan file bisa berupa gambar, dokumen, video, link website, dan lain-lain.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk kegiatan pembelajaran di sekolah di Indonesia saat ini semakin kondusif karena munculnya sistem perkuliahan daring. Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“. Oleh sebab itu dapat penulis katakan perkuliahan daring adalah salah metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet. Salah satu contoh pemanfatan daring itu sendiri dengan menggunakan Google Classroom atau ruang kelas Google yang merupakan serambi pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan, dan menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas (paperless) dan termasuk fitur yang menghemat waktu, seperti kemampuan untuk membuat salinan Google dokumen secara otomatis bagi setiap siswa. Serta Google Classroom tersedia bagi pengguna Google Apps for Education Google Classroom.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami memohon maaf apabila banyak kekurangan perihal materi yang ada. Kritik dan saran dari kalian semua sangat kami tunggu guna perbaikan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Wahyuni Eka. 2018. Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran Akuntansi. Universitas Islam Indonesia.
Bilfaqih, Yusuf dan M. Nur Qomarudin. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: CV Budi Utama.
http://eyepopping.manilasites.com/profiles/ diakses pada 30 Maret 2020.
https://www.sudutbaca.com/panduan-pembelajaran-mnggunakan-google-classroom Diakses pada 30 Maret 2020.
https://www-kompasiana.com/panduan-menggunakan-google-classroom-untuk-sistem-belajar-online Diakses pada 30 Maret 2020.
Mustaniroh, Siti Auliyana. 2015. Artikel: Penerapan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran pada Pembelajaran Kimia di SMK N 2 Temanggung, Salatiga.
Mustofa, Mokhamad Iklil dkk.,. 2019. Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi. Walisongo Journal of Information Technology. Vol. 1 No. 2.
[2] Mokhamad Iklil Mustofa, dkk., Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi, Walisongo Journal of Information Technology, Vol. 1 No. 2 (2019), hlm. 154-155.
[3] Yusuf Bilfaqih dan M. Nur Qomaruddin, Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015), hlm.1
[4] Siti Auliyana Mustaniroh, Artikel: Penerapan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran pada Pembelajaran Kimia di SMK NEGERI 2 Temanggung, Januari 2015, Salatiga. Diakses pada 30 Maret 2020.
[5] Wahyuni Eka Afriyanti, Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran Akuntansi, Universitas Indonesia, 2008. Hlm.12
[6] https://www-kompasiana.com/panduan-menggunakan-google-classroom-untuk-sistem-belajar-online diakses pada 30 Maret 2020.
[7]https://www.sudutbaca.com/panduan-pembelajaran-mnggunakan-google-classroom diakses pada 30 Maret 2020.